Jumat, 12 Oktober 2012

MANAJEMEN RESIKO Berbagai definisi dapat diberikan kepada kata risiko itu, namun secara sederhana artinya senantiasa ada kena mengenanya dengan kemungkinan akan terjadinya akibat buruk atau akibat yang merugikan, seperti kemungkinan kehilangan, cedera, kebakaran, dan sebagainya. Tidak ada metode yang menjamin seratus persen bahwa akibat buruk itu setiap kali dapat dihindarkan,kecuali kalau kegiatan yang mengandung risiko tidak dilakukan. Agar risiko tidak menghalangi kegiatan perusahaan, maka seharusnyalah itu dimanajemeni dengan sebaik-baiknya. Disatu pihak mereka mengeluh kekurangan nasabah, dipihak lain mereka cenderung menolak calon-calon nasabah. Perusahaan asuransi enggan menerima penutupan perlindungan risiko perusahaan, karena ternyata kebanyakan perusahaan tidak memanajemeni risiko harta yang hendak diasuransikan itu. Walaupun sesuatu perusahaan telah mengasuransikan risikonya, namun tidak berarti perusahaan itu sudah terlindung sepenuhnya. Perusahaan asuransi hanya menanggung sebagian risiko yang ada. Malah sebagian besar dari risiko perusahaan, harus dihadapi sendiri dan tidak bisa dipindahkan kepada perusahaan asuransi. Program manajemen risiko pertama-tama bertugas mengidentifikasikan risiko-risiko yang dihadapi, sesudah itu mengukur atau menetukan besarnya risiko itu dan kemudian barulah dapat dicarikan jalan untuk menghadapi atau menangani risiko itu. Ini berarti orang harus menyusun strategi untuk memperkecil ataupun mengendalikannya. Hubungan Dengan Bagian Produksi Kegiatan produksi juga banyak menciptakan risiko. Dalam mendesain atau membuat produk atau memberikan service, pekerja sering kali di-ekspose pada kecelakaan kerja. Demikian pula produk atau service yang dijualnya mungkin juga bisa menciptakan kerusakan atau kecelakaan badan bagi pemakainya; oleh karena itu perusahaan harus selalu siap sedia menghadapi “tuntutan hukum” dari pihak ketiga. Hubungan Dengan Engineering dan Maintenance Bagian ini bertanggung jawab untuk desain pabrik, maintenance, dan melaksanakan fungsi perawatan gedung, pabrik, dan peralatan, yang semuanya sangat vital untuk mencegah, mengurangi frekuensi dan keparahan kerugian Hubungan Dengan Marketing Kegiatan marketing dapat menciptakan risiko, terutama risiko tanggung-gugat. Misalnya perusahaan dituntut oleh pihak luar berkenan dengan penggunaan packaging yang tidak memenuhi syarat. Dalam mengangkut produk ke langganan, mengandung bermacam risiko yang perlu terlebih dahulu dianalisis oleh manajemen risiko. Itulah sebabnya bagian marketing harus selalu awas terhadap risiko yang timbul pada setiap aktivitas marketing, dan bagian manajemen risiko seharusnya diberi informasi secepatny. JENIS-JENIS RISIKO YANG DITANGANI MANAJER RISIKO Manajer risiko menangani terutama risiko murni. Ia tidak menangani risiko spekulatif kecuali jika adanya risiko spekulatif memaksa manajer risiko untuk menghadapi risiko murni tertentu, misalnya perusahaan ini baru saja mengambil alih pabrik baru, karena itulah tercipta kerugian potensial untuk kebakaran. Kerugian potensial yang bersifat ekonomi yang harus ditangani menajer risiko dapat dikategorikan atas: kerugian terhadap harta. tanggung jawab terhadap pihak lain. kerugian personil. MENGIDENTIFIKASIKAN RISIKO Sebelum memanajemeni risiko, maka harus dapat diketahui adanya risiko itu, berarti membangun pengertian tentang sifat risiko yang dihadapi dan dampaknya terhadap aktivitas perusahaan. Dalam keadaan tidak diidentifikasikan semua risiko, berarti perusahaan yang bersangkutan menanggung risiko tersebut secara tidak sadar. Pengidentifikasian risiko merupakan proses penganalisisan untuk menemukan secara sistematis dan secara berkesinambungan risiko (kerugian yang potensial) Yang menentang perusahaan. Untuk itu diperlukan: Pertama: Suatu checklist dari pada semua kerugian potensial yang mungkin bisa terjadi pada umumnya pada setiap perusahaan Kedua: untuk menggunakan checklist itu diperlukan suatu pendekatan yang sistematik untuk menetukan mana dari kerugian potensial yang tercantum dalam checklist itu yang dihadapi oleh perusahaan yang sedang dianalisis. Manajer risiko seharusnya menjalankan sendirikedua langkah itu, kalau tidak, ia harus percaya saja pada jasa agen asuransi, broker, atau konsultan. MENGHINDARI RISIKO Salah satu cara menghindari risiko murni adalah menghindari harta, orang atau kegiatan dari exposure terhadap risiko dengan jalan : Menolak memiliki, menerima atau melaksanakan kegiatan itu walaupun hanya unutk sementara Menyerahkan kembali risiko yang terlanjur diterima, atau segera menghentikan kegiatan begitu kemudian diketahui mengandung risiko. Jadi menhindari risiko berarti juga menghilangkan risko itu KESIMPULAN Didalam suatu manajemen perusahaan, berbagai metode dan perencanaan dipakai oleh peusahaan untuk mendapatkan suatu pemasukan yang besar dengan memperkirakan dan mempertimbangkan berbagai aspek dan biaya yang dikeluarkan. Disamping itu, pelaksanaan metode dan perencanaan tidak terlepas dari adanya risiko yang terjadi dalam bidang-bidang yang dikelola perusahaan. Perusahaan melakukan penanggulangan risiko dengan membentuk manajemen risiko yang diharapkan dapat memperkecil dan bisa untuk menghilangkan risiko tersebut. Dalam buku manajemen risiko ini, saya yang menyusun makalah ini mencoba untuk menjabarkan bagaimana perusahaan dalam mengelola manajemennya agar risiko tersebut dapat dihindarkan untuk terciptanya suatu kelancaran dalam pengelolan perusahaan tersebut. Jadi dalam tugas ini saya sebagai penyusun makalah mencoba meringkas bagaimana perusahaan menghilangkan risiko yang terjadi dalam perusahaan.

Kamis, 04 Oktober 2012

Hidup Bahagia Awal Kesuksesan [10/10/2008 08:07:00 PM | 4 comments ] Oleh : KH.Abdullah Gymnastiar Semoga Allah mengaruniakan kepada kita kebahagiaan. Karena bahagia ini yang akan menghantarkan kita pada kesuksesan. Menurut penelitian, orang yang hari-harinya diliputi kebahagian, hidupnya lebih optimis dibanding orang yang biasa-biasa saja, yang cenderung pesimis. Ingat, kesuksesan hanya dimiliki oleh orang-orang yang optimis. Adapun yang menjadi indikasi seseorang mudah mencapai kesuksesan karena beberapa sebab. Pertama, kuatnya iman. Dapat dipastikan seseorang yang kuat imannya kuat pula tekadnya. Sebesar apapun persaingan tak menjadikan dirinya gentar. Kedua, tidak bergantung pada mahluk. Dia meyakini betul dengan bergantung pada mahluk maka kekecewaan yang terjadi. Di musim pemutihan atau musim PHK misalnya. Seseorang yang berjiwa optimis tidak terlalu menghiraukan apakah dirinya kena PHK atau tidak. Yang jelas, bagaimana caranya untuk tetap bekerja sebaik mungkin. Ketiga, tampil apa adanya atau just the way you are. Orang yang tampil apa adanya orientasinya bukan pada penilaian mahluk melainkan pada Allah SWT. Mau dipuji atau tidak dipuji tetap bahagia. Keempat, jangan sebel sama orang lain.Rasa tidak suka pada orang lain pasti pernah dialami setiap orang.Bagaimana rasanya? justru tambah sengsara.Mau bertegur sapa malas karena sebel. Mau ada kepentingan pun lebih baik dibatalkan karena sebel. Ujung-ujungnya sengsara yang terasa.Maka benarlah musuh satu terasa banyak dibandingkan dengan teman seribu. Kelima, mudah memaafkan. Orang yang bahagia hidupnya penuh dengan kelapangan.Setiap ada perlakuan yang tidak mengenakan dari orang lain serta merta memaafkan. Karena percuma, mau dibuat sebel juga sudah terjadi. Keenam, menjauhkan diri dari dosa. Ini sudah menjadi kewajiban bagi kita selaku muslim.Karena dosa inilah yang akanmenguragi amalan. Syukur-syukur kalau ada sesuatu yang mendatangkan pahala jika tidak, kita tekor. Nah, untuk itu saudaraku, mari kita hiasi hidup kita yag sebentar ini dengan kebahagiaan. Kuatkan iman, jauhkan diri dari bergantung pada mahluk, tampil apa adanya, jangan sebel sama orang lain, mudah memaafkan, dan menjauhlah dari dosa. Semoga Allah tetap menggolongkan kita menjadi hamba-Nya yang bertakwa. Amin. Wallahu a'lam bishshawwab.
04 Kasih Sayang Orang Tua Published By Muhammad Irfan Firdaus under Catatan Muhasabah, Dunia Kasih Sayang, Kasih Orang Tua Tags: Ahlak Mulia, Introspeksi Diri, Nasehat, Orangtua, Muhasabah Diri Muhasabah Diri Orang tua kita tak pernah meminta balasan apapun juga atas apa yang telah mereka lakukan terhadap diri kita sebagai pengganti kelelahan, perjuangan dan pengorbanan mereka selama membesarkan diri kita sebagai anaknya. Dan mereka pun tak pernah melepaskan diri kita begitu saja walau kita telah tumbuh sebagai seorang remaja ataupun seorang yang dewasa, melainkan mereka tiada henti-hentinya memberikan motivasi dan mendo’akan diri kita agar mendapatkan kebahagiaan dan keberkahan di dunia dan di akhirat kelak. Itulah para orang tua bijak, penuh cinta da kasih sayang, baik dan benar-benar bertanggung jawab terhadap amanah-Nya. Mereka tidak akan meminta balasan kepada kita, tapi mereka selalu meminta apapun atas segala harapannya kepada pemilik jiwa kita yang sesungguhnya yaitu Allah Yang Maha Pencipta. Dan kalaupun ada keinginan, mereka hanyalah ingin berusaha mengingatkan kita agar rasa cinta dan kasih sayang yang selama ini terjalin, selalu tumbuh mesra dalam sebuah tatanan keluarga yang bahagia. Lalu…sudah sejauh manakah diri kita sebagai anaknya berbakti kepada orang tua tercinta? Masihkah kita berbahagia di atas penderitaan mereka? Masihkan kita menyakiti hati dan perasaan mereka? Masihkah kita membiarkan mereka menahan sesaknya dada akibat perilaku buruk kita? Masihkan kita bersenang-senang dan melupakan untuk selalu mendo’akan orang tua kita yang telah tiada?

Sabtu, 16 Juni 2012

puisi

Cinta dan Kesedihan Benci tak hilangkan kenangan yang tercipta Benci tak luluhkan hati yang mencinta Benci hanya timbulkan rasa gundah di hati Benci hanya hasilkan kebencian itu sendiri Kemana akan ku bawa hati ini Hati yang penuh dengan kegundahan karena benci Mengapa hati manusia bisa terluka Mengapa manusia tak hanya di beri bahagia Seperti seorang Gibran pernah berkata tentang cinta Biarkanlah dia memelukmu Walaupun Pedang2 di balik sayapnya melukaimu Cinta tak hanya memberi kebahagian Tapi juga memberi kesedihan Tapi kadang kesedihan yang di berikan cinta Adalah satu kebahagiaan seorang pecinta "Boleh jadi kamu mencintai sesuatu, padahal ia teramat buruk bagimu. Dan bisa jadi kamu membenci sesuatu, tetapi sebenarnya ia baik bagimu. Allah mengetahui sedang kamu tidak tahu banyak".

Jumat, 23 Maret 2012

pengertian kegelisahan

PENGERTIAN KEGELISAHAN

Di dunia ini tidak ada seorang manusia pun yang tidak merasakan kegelisahan. Kalau kita melihat seluruh makhluk yang hidup di muka bumi ini akan kita dapati bahwa manusia dengan tabiatnya senantiasa dipengaruhi oleh kompleksitas ketakutan yang menuntunnya ke ambang kegelisahan.



Orang-orang di sekeliling kita—bahkan dalam diri kita sendiri—, baik besar, kecil, laki-laki maupun perempuan, semuanya merasakan ketakutan atau kegelisahan; kegelisahan merupakan fenomena umum dan ciri khas yang hanya dimiliki manusia. Hal ini kiranya memerlukan semacam kesadaran dari kita guna memikirkan kiat-kiat untuk menghindarinya, paling tidak dengan itu kita bisa membayangkan kejadian-kejadian yang belum terjadi dan bagaimana cara menanggulanginya. Sebab pada hakikatnya kegelisahan merupakan reaksi natural terhadap faktor-faktor dan pengaruh-pengaruh internal maupun eksternal.

Tabiat kehidupan dunia adalah penderitaan, kesedihan dan kesusahan. Kondisi-kondisi yang meliputi manusia tidak pernah ‘kering’ dari kesedihan atas masalah yang telah dilalui, atau kegelisahan atas masalah yang sedang menghantui, atau kecemasan atas masalah yang akan diarungi. Ini sesuai dengan firman Allah SWT:

“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah.” [QS. al-Balad: 4]

Setiap orang, sesuai dengan kemampuannya masing-masing, berupaya mengekspresikan kegelisahannya sebagai akibat dari pengaruh-pengaruh emosional reaktif yang dikhayalkan akan mengancam kehidupan atau ketenangannya.

Tentu saja kegelisahan yang dialami setiap orang tidaklah sama, tergantung kepribadian, kebutuhan, keadaan, dan tanggung jawab masing-masing. Di samping kondisi masa kini serta tingkat keberagamaan mereka.

Di masa lalu, marabahaya yang ditakutkan berupa kelaparan, penyakit, perbudakan, peperangan dan bencana-bencana alam yang menggiring manusia kepada kegelisahan. Sementara saat ini terdapat banyak sekali motif yang menjadi pemicu ketakutan. Secara garis besar; seiring dengan komplikasi peradaban, cepatnya laju perkembangan teknologi dan sosial, sulitnya untuk beradaptasi dengan pembentukan budaya yang sangat mengejutkan, perubahan-perubahan besar yang terjadi pada alam atau negara-negara atau setiap individu dari kita, perselisihan dalam rumah tangga, sulitnya mewujudkan keinginan-keinginan pribadi karena godaan-godaan dan cobaan-cobaan hidup yang semakin kuat, lemahnya nilai-nilai keagamaan pada sebagian orang—yang mana ini merupakan faktor terpenting dan utama—, lahirnya banyak ideologi dan konflik, benturan pemikiran dan kebudayaan, bahkan enggannya sebagian orang untuk menjalankan ajaran-ajaran agama, munculnya upaya-upaya untuk menjauhkan agama dari kehidupan manusia serta ketidakjelasan tujuan, seiring dengan itu semua, kegelisahan datang menghimpit banyak orang sehingga ia menjadi penyakit jiwa yang umum terjadi dan sekaligus menjadi pemicu bagi timbulnya penyakit-penyakit jiwa lainnya.

Selain itu, bertambahnya tingkat ketergantungan terhadap dunia berikut materi-materinya telah menjadi ancaman terbesar bagi manusia, yang mana dia menjadi sasaran ‘empuk’ ketakutan dan kegelisahan.

Kegelisahan dan ketakutan yang terjadi secara berulang-ulang—seperti ditegaskan oleh banyak peneliti—akan berakumulasi di dalam diri manusia hingga meluap dan efek-efeknya dapat dirasakan oleh tubuh. Sebagaimana endapan lumpur yang terus-menerus mengikuti alur sungai untuk kemudian berakumulasi secara perlahan di dasarnya, dan ketika kuantitasnya melebihi daya tampung alur sungai tersebut, maka ia akan merubah alur sungai yang membawanya itu sehingga terjadilah banjir yang menyebarkan marabahaya dan kerugian.

Sumber:

http://yodi-adhari.blogspot.com/2010/04/pengertian-kegelisahan.html

pengertian kegelisahan